Seperti di tengah kabut yang menyelimuti kota di pagi buta...
Seperti itulah aku yang samar-samar mencoba memicingkan pandang ke arah harapan itu...
Sesungguhnya bukan kecewa yang ada di genggamanku, ini hanyalah segenggam duri yang menusuk perih ke dalam kulit supaya aku tersadar...
Dan tak ada lagi aliran air asin di pipi ini, tak perlu ada lagi...
Karena dirimu tetap indah meski hanya samar-samar di tengah lekatnya kabut...
Dirimu tetap mampu menarik perhatianku, meski aku tau betul jiwamu masih terikat masa lalu...
Mungkin aku hanya salah,
salah mengira atau salah berharap atau bahkan sekedar salah berbahagia...
Ku kira mentari yang menampakan rupanya di ufuk timur akan memecah gumpalan kabut ini.
Ku kira hangatnya sinar mentari yang menerobos di celah pekatnya kabut, adalah secercah harapan untuk masa mendatang.
Ku kira dan ku harap penghiburanmu adalah mentari itu.
Bahagia ku merasakan hangatnya menyapu kulit ini.
Tapi ketika aku tau itu bukan, aku pun tak pantas kecewa, selayaknya aku hanya terbangun kembali dari mimpi indah ku di negeri impian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar