Terlalu mudah goyah, itulah gambaran diriku yang sedang ku renungkan hari-hari ini. Ingin rasanya, menertawakan diriku. Lucu, bahakan untuk pikiranku sendiri. Aku senang sekali menjatuhkan diriku pada lubang itu…lubang kecewa lebih tepatnya. Padahal ada pepatah berkata: keledai saja tidak jatuh di lubang yang sama untuk kedua kalinya, tapi aku? Untuk kesekian kalinya aku berharap dan akhirnya jatuh dalam kekecewaan, tapi untuk kesekian kalinya juga Tuhan kirim seorang penolong. Seseorang yang kian hari kian membuatku berpikir…apa dia malaikat? Mengapa selalu ada ketika aku sedang apa-apa?
Ya, itulah kehidupan. Pada satu bagian, ada aku yang selalu berharap bahwa kamulah yang akan menjadi bahagiaku, meski sampai saat ini tak pernah ku temukan bahagia itu darimu. Di bagian yang lain, ada dia yang begitu tulus, yang selalu ada dalam setiap kekecewaan dan sakitku.
Sepertinya bodoh ya? Malah berharap pada orang yang tak mempedulikan keadaanku (perasaanku), padahal ada orang yang peduli sekali akan bahagia yang patut diraih oleh perasaanku. Yah..itulah diriku, terlalu mudah terbawa hanyut angan-angan semu. Ingin rasanya bisa menyadarkan diriku bahwa harapanku untukmu itu hanyalah angan semu yang tak tergapai. Ingin rasanya menghancurkan kebodohanku.
Masih butuh perjuangan memang, untuk bisa mewujudkan semua inginku itu.
Mungkin satu hal yang kini bisa dilakukan sebagai langkah awal adalah mengalihkan harapanku darimu kepada dia. Cukup adil bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar