9.5.10

Terbangun dari mimpiku

Berada di alam mimpi begitu menyenangkan...apalagi ketika yang dimimpikan adalah sesuatu yang tak dapat ku gapai di dunia nyata. Sejenak tersenyum dalam bahagia semu seolah membuatku tak ingin terbangun.
Namun seolah tak ingin ditinggalkan.., realita membangunkan aku kembali ke dunia nyata. Bahkan realita mampu menarikku meninggalkan alam mimpiku hanya dengan satu sentilan kabar berita.
Sebegitu mudahnya aku terbuai ke alam mimpi dan sebegitu mudahnya juga aku tersentak bangun, kembali ke dunia nyata. Satu sms saja mampu menampar jiwaku untuk kembali sadar bahwa pribadi dirinya seperti yang ku inginkan hanya ada di alam mimpi...moment-moment indah itu hanya mungkin tercipta di alam mimpi.
Kini aku telah terjaga kembali.
realita tak mengijinkanku tenggelam dalam mimpi-mimpiku. Dan kini di atas kesadaranku, aku kembali menatap sosok itu...yang begitu adanya (baca:tak seperti di mimpi).
Tapi inilah realita...tempat aku hidup!
harus ku terima itu...dan yang kemarin memang hanya mimpi :)

5.5.10

Kembali ke angan-angan

Pantaskah aku menyebut ini kebetulan?
Tepat 3 hari dia memenuhi benakku tak hentinya.
Membuat hatiku berharap...dan benar ternyata selama itu juga dia ada di jakarta.
Tak bertemu bukan sesuatu yang berarti untuk didukakan.
Tapi, batin ini tak bisa dihiraukan.
Kontak batin macam apa ini???
Selalu saja begitu...ketika bayang seseorang memenuhi benakku pasti ada sesuatu dengan diri orang itu!
Ahhhh kabar itu....aaaaa sms itu kembali membuatku galau!
Harusnya aku senang menerima sms itu.
Tapi mengapa bukan bahagia yang mendominasi perasaanku? Mengapa GALAU???
Sampai kapan aku mampu berharap angan-anganku akan menjadi nyata suatu hari?
Ingin ku selalu mampu berdoa untuk terus mencoba menggapai anganku...
Sulitnya berdiri di posisiku...ketika kasihku tak berubah sedikitpun apalagi berkurang.
Dan ketika perhatianku tentang dia seringkali masih membuat hatiku terenyuh.
Tapi aku TAK bisa memilikinya.
Memang bukan keadaan yang patut dipersalahkan, juga bukan keinginan ibuku yang perlu disesali.
Mungkin hanya Tuhan yang mengerti kemana ini akan mengalir...
Sebab hanya DIA yang mampu mengubah segalanya (mengubah dirinya)
=)

Kembali Menulis

Kembali menulis setelah lama disibukkan oleh banyak hal rumit. Selalu seperti ini, ketika pikiran ini tak dipenuhi oleh hal-hal teknis pasti dirimu yang memenuhi ruang pikiranku. Huff, dirimu kembali hinggap tak beranjak sedikitpun meski ku coba goyahkan. Aaaaaaaa.....hampir gila rasanya berbulan tak bisa mengubur bayangmu. Bukan kenangan masa lalu yang muncul, melainkan memori di kemudian hari yang ku harap suatu hari bisa ku ukir bersamamu (baca: mujizat). Ya Tuhan, se-irasional inikah diriku? berharap akan sesuatu yang begitu jauh tak tergapai. Di titik ini ku sadari bahwa akhir hubunganku dengannya bukanlah akhir dari kasih dan harap ku untuknya. Seolah tak mampu ku matikan, hanya mampu ku abaikan. Aku benci seperti ini! Tak seorang pun dapat mengerti kondisi ini, bahkan mungkin aku sendiripun tidak. Ketika sesorang yang lain mampu mengalihkanku darimu, dia hanya membawaku kembali pada secercah harapan kosong. Pahit itu lagi yang harus kutelan. Kembali lagi aku tak berdaya untuk berharap. Tuhan...aku tak suka diriku seperti ini. Adakah yang lain yang mampu kembali memenangkan hatiku? Tak peduli seberapa menang kamu merasa, seberapa tinggi kamu terbang atas pengakuanku. tak lagi penting itu semua di pandanganku.
Meski jalanmu tak mampu ku tempuh karna memang jalan kita berbeda, tapi akhirnya aku mengerti: tetap butuh eros (baca: kasih yang pernah ku rasa darimu) untuk bisa membangun sebuah hubungan.
Dan eros itu yang tak diberikan oleh dirinya kepadaku hingga memilih untuk menjadikanku sebagai sahabat. Aku begitu mengagumi dirinya...pribadi yang tak ku temui dalam dirimu. Tapi toh kenyatan mengakui bahwa pribadi yang diidamkan tanpa ada eros bahkan tak mampu memulai sebuah hubungan walaupun memang dengan eros saja tanpa pribadi yang diidamkan sebuah hubungan juga hanya akan berakhir di tengah jalan.
Aku tersesat di jalan cintaku sendiri... Tuhan, tuntun jalanku kepada seseorang yang berkenan kepadaMU :) (berharap itu dirimu)