5.5.10

Kembali Menulis

Kembali menulis setelah lama disibukkan oleh banyak hal rumit. Selalu seperti ini, ketika pikiran ini tak dipenuhi oleh hal-hal teknis pasti dirimu yang memenuhi ruang pikiranku. Huff, dirimu kembali hinggap tak beranjak sedikitpun meski ku coba goyahkan. Aaaaaaaa.....hampir gila rasanya berbulan tak bisa mengubur bayangmu. Bukan kenangan masa lalu yang muncul, melainkan memori di kemudian hari yang ku harap suatu hari bisa ku ukir bersamamu (baca: mujizat). Ya Tuhan, se-irasional inikah diriku? berharap akan sesuatu yang begitu jauh tak tergapai. Di titik ini ku sadari bahwa akhir hubunganku dengannya bukanlah akhir dari kasih dan harap ku untuknya. Seolah tak mampu ku matikan, hanya mampu ku abaikan. Aku benci seperti ini! Tak seorang pun dapat mengerti kondisi ini, bahkan mungkin aku sendiripun tidak. Ketika sesorang yang lain mampu mengalihkanku darimu, dia hanya membawaku kembali pada secercah harapan kosong. Pahit itu lagi yang harus kutelan. Kembali lagi aku tak berdaya untuk berharap. Tuhan...aku tak suka diriku seperti ini. Adakah yang lain yang mampu kembali memenangkan hatiku? Tak peduli seberapa menang kamu merasa, seberapa tinggi kamu terbang atas pengakuanku. tak lagi penting itu semua di pandanganku.
Meski jalanmu tak mampu ku tempuh karna memang jalan kita berbeda, tapi akhirnya aku mengerti: tetap butuh eros (baca: kasih yang pernah ku rasa darimu) untuk bisa membangun sebuah hubungan.
Dan eros itu yang tak diberikan oleh dirinya kepadaku hingga memilih untuk menjadikanku sebagai sahabat. Aku begitu mengagumi dirinya...pribadi yang tak ku temui dalam dirimu. Tapi toh kenyatan mengakui bahwa pribadi yang diidamkan tanpa ada eros bahkan tak mampu memulai sebuah hubungan walaupun memang dengan eros saja tanpa pribadi yang diidamkan sebuah hubungan juga hanya akan berakhir di tengah jalan.
Aku tersesat di jalan cintaku sendiri... Tuhan, tuntun jalanku kepada seseorang yang berkenan kepadaMU :) (berharap itu dirimu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar