Lelah sudah hati ini melihat karyamu
Tak pernah berhenti mengiris hati ini
Sayang belatimu tak cukup tajam
Tak cukup berarti luka yang kau toreh
Sekelebat pertanyaan hinggap di pikiranku
Apa kau memang perempuan?
Apa kau tau rasanya jadi perempuan?
Dimana penghargaanmu atas bahagia milik perempuan lain?
Pernahkah ku rampas bahagiamu?
Adakah yang ku rebut darimu?
Haruskan rasa ini menjadi korban karenamu?
Selayaknya patahan tulang rusuk itu menjadi pelengkap dan penolong
Dan tahukah kau bahwa patahan itu adalah makhluk yang dinamakan perempuan?
Ragamu perempuan, tapi hatimu tak pantas disebut hati perempuan
Lidahmu terlalu tajam dan kotor untuk ditempatkan dalam mulut seorang perempuan
Bukan maksud hati untuk menghakimi
Tapi itu penghakiman yang kau ciptakan sendiri
Penghakiman yang terlukis dari caramu bercakap
Dan terbingkai dari caramu bersikap
Apa yang telah kau tabur, ku pastikan itu yang akan kau tuai
Kau...makhluk yang terpaksa ku sebut perempuan
18.07.09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar