Seperti apa aku mendefinisikan rasa sakit?
Seperti ini...
Ketika dia mengetuk pintu hati dan aku membukanya
Ketika dia masuk dan meninggalkan sebuket bunga bahagia di hati ini
Dan ketika tanpa pernah terucap sepatah kata pamit
Dia melangkah keluar dari pintu yang terlanjur dibuka untuknya
Itulah sakit...
Mungkin juga seperti ini...
Ketika dia meyakinkan ku bahwa masih ada harapan terbentang di hadapanku
Ketika dia meyakinkan ku untuk melangkah maju
Meninggalkan bayang-bayang kelam di belakang
Ketika dia meyakinkan ku bahwa jalan masih panjang
Dan masih terlalu dini untuk berhenti
Namun waktu membawa ku kepada sebuah kenyataan
Bahwa dirinya bahkan terikat bayang-bayang lalu dan tak mampu berharap
Sakit...ya, itu juga sakit
Atau seperti ini...
Ketika aku menemukan diriku terperangkap dalam kagum
Ketika aku salah memberi arti pada setiap kebaikan yang pernah ada
Ketika aku terlanjur menguntai harap dan mengucap doa tentangnya
Atau bahkan ketika aku terjatuh terlalu dalam pada sebuah rasa yang salah
Tanpa punya daya untuk keluar dari keterlanjuran ini
Apalagi alasan untuk bisa membencinya
Itu sakit...ya, sakit
Hanya kata “sakit” yang bisa mendifinisikan semua itu